kubet indonesia – Self Care Bukan Egois tapi Bisa Jadi Cara Menghargai Diri

Posted :

by :

Ilustrasi perempuan yang menyempatkan waktu untuk self cara dan menenangkan pikiran.

Lihat Foto

self care sering kali terabaikan.

Padahal, memberi waktu untuk diri sendiri bukanlah tindakan egois, melainkan bentuk penghormatan atas tubuh, jiwa, dan kapasitas yang terus memberi.

Clinical Professor of Psychiatry dari Stanford University, Dr. Rania Awaad, mengingatkan bahwa self care adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan emosional dan spiritual seorang perempuan.

Self care bukan selfish, karena diri kita sendiri punya hak untuk dirawat, sama seperti kita merawat keluarga, pekerjaan, dan lainnya,” ujar Rania dalam acara Legacy Makers Summit: On Women, Wellness, and the Future of Ummah di Maybank Building, Jakarta Pusat, Sabtu (12/7/2025).

Clinical Professor of Psychiatry, Stanford University & President of Maristan, Dr. Rania Awaad dalam acara Legacy Makers Summit: On Women, Wellness, and the Future of Ummah di Maybank Building, Jakarta Pusat, Sabtu (12/7/2025).Dok. ParagonCorp Clinical Professor of Psychiatry, Stanford University & President of Maristan, Dr. Rania Awaad dalam acara Legacy Makers Summit: On Women, Wellness, and the Future of Ummah di Maybank Building, Jakarta Pusat, Sabtu (12/7/2025).

 

Menurut Rania, merawat diri bukanlah bentuk keegoisan, melainkan tanggung jawab pribadi.

Ia menjelaskan, setiap perempuan memiliki batas yang perlu dikenali. Saat merasa lelah secara fisik dan emosional, perempuan tidak perlu memaksakan diri untuk terus produktif.

“Penting sekali untuk mengutamakan keseimbangan dalam diri. Kalau terlalu lelah dan emosi tidak stabil, maka istirahat dan jangan paksakan diri,” katanya.

Dalam kondisi lelah ekstrem dan ketidakstabilan emosi, memaksa diri justru akan memicu luapan emosi negatif yang merugikan diri sendiri maupun orang sekitar.

“Jika dalam kondisi tersebut kamu tetap memaksakan diri, maka emosi negatif akan meledak,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Rania mendorong perempuan untuk adil membagi waktu dan perhatian, tak hanya untuk orang lain, tapi juga untuk diri sendiri.

“Maka, sebisa mungkin bagi waktu dan hak secara adil untuk merawat diri, sehingga dengan segala peran yang diemban perempuan, mereka tidak meninggalkan dirinya sendiri,” ujar dia.

Bagi Rania, merawat diri bukan sekadar istirahat fisik, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap amanah yang diberikan Tuhan kepada manusia,untuk menjaga dirinya, sebelum dapat menjaga orang lain. 

 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *