
Olahraga ini dimainkan berpasangan di lapangan berdinding kaca, sekilas mirip tenis namun dengan sensasi yang berbeda.
Di tengah tren yang kian naik daun, sejumlah orang pun mulai beralih dari tenis ke padel untuk mencari pengalaman baru yang tak kalah seru.
Lantas, apa yang membuat padel begitu diminati? Kompas.com berbincang dengan tiga orang yang telah menekuni padel dari latar belakang berbeda.
Mereka menceritakan bagaimana olahraga ini bukan hanya menggantikan rutinitas tenis mereka, tetapi juga memperkaya pengalaman sosial dan kebugaran secara menyeluruh.
Berawal dari tenis, lalu tertarik ke padel

Bagi Sasti Emanuela (39), dunia olahraga bukan hal asing. Sebelum mengenal padel, ia aktif bermain tenis selama hampir satu setengah tahun.
Namun pada akhir 2024, ajakan dari teman-temannya membuat perempuan yang bekerja sebagai business development di salah satu perusahaan itu tertarik mencoba padel.
“Awalnya sempat mikir ini olahraga kekinian aja, akhirnya tertantang buat coba langsung diajak sparing sama teman-teman,” ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (27/5/2025).
Saat pertama mencoba, Sasti langsung merasakan perbedaan. Meski tekniknya mirip dengan tenis, padel terasa lebih menyenangkan karena atmosfernya yang lebih ringan dan lapangan yang lebih kecil.
Akhirnya ia mulai serius bermain sejak November 2024 dan kini rutin turun ke lapangan kaca.
“Menurutku padel itu hampir sama dengan tenis, hanya sedikit bedanya. Tapi sangat menyenangkan pas sudah nyobain,” katanya.
Bahkan, sebelum olahraga ini ramai dimainkan selebritas, Sasti sudah lebih dulu ‘kecanduan’ padel.
Hal serupa juga dirasakan Moh Farid Mauludi (26), yang sebelumnya adalah atlet dan pelatih tenis.
Farid mengenal padel untuk pertama kalinya saat berada di Jakarta pada awal 2024.
Leave a Reply