kubet indonesia – Qory Sandioriva Ungkap Beberapa Gejala Autoimun yang Dialaminya

Posted :

by :

Puteri Indonesia 2009 dan Duta Autoimun NKRI Qory Sandioriva dalam talkshow Kartini Kini 2025 Dengarkan Tubuhmu, di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025)

Lihat Foto

autoimun bisa hadir dengan gejala yang kerap kali tak disadari. Bahkan, beberapa gejalanya pun terasa seperti penyakit umum. 

Puteri Indonesia 2009 Qory Sandioriva telah berjuang melawan penyakit autoimun sejak usianya masih 16 tahun. 

Ia pun membagikan beberapa gejala awal autoimun yang sempat dialaminya, sebelum akhirnya ia didiagnosis mengidap tiga penyakit autoimun sekaligus, yaitu Lupus SLE, Sjögren’s Syndrome, dan Inflammatory Bowel Disease (IBD). 

Gejala Autoimun yang Perlu Diwaspadai

Berikut empat gejala autoimun yang dialami Qory dan perlu diwaspadai. 

1. Demam tinggi tanpa penyebab yang jelas

Menurut Duta Autoimun NKRI itu, gejala pertama yang dialaminya adalah demam tinggi yang menyerupai gejala penyakit demam berdarah atau tipes.

“Dari pengalaman saya, awalnya itu demam seperti sakit DBD atau tipes. Ketika cek lab, keduanya negatif, tapi gejalanya hampir mirip,” ungkap Qory dalam talkshow Kartini Kini 2025 Dengarkan Tubuhmu, di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).

Kondisi tersebut membuat dia merasa bingung karena hasil laboratorium menunjukkan kondisi normal, padahal tubuh mengalami demam yang tinggi.

2. Sakit kepala yang berlebihan

Tak hanya demam, perempuan 33 tahun itu juga mengalami sakit kepala yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Ia menyebut, rasa sakit tersebut melebihi sakit kepala biasa yang umum dirasakan.

“Selain demam, ada juga sakit kepala yang berlebihan sampai pusing sekali dibawa beraktivitas,” katanya.

Sakit kepala ini biasanya tidak membaik hanya dengan istirahat, dan bisa menjadi indikasi adanya gangguan pada sistem imun.

3. Kelelahan ekstrem dalam waktu lama

Gejala lain yang menurut Qory cukup mencolok adalah rasa lelah yang tidak kunjung hilang. 

Berbeda dengan rasa lelah biasa yang bisa hilang dalam 1-2 hari, gejala ini berlangsung lebih lama.

“Biasanya seseorang kalau kelelahan fisik dan emosional biasanya 1 atau 2 hari hilang. Tapi kalau autoimun bisa sampai semingguan merasa lelah dan enggak bisa beraktivitas,” jelasnya.

Gejala ini membuat aktivitas harian menjadi sangat terbatas, bahkan untuk hal sederhana seperti berjalan atau bekerja.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *