vasektomi sebagai syarat menerima bantuan sosial (bansos).

Harapannya, cara tersebut bisa membantu mengendalikan angka kelahiran yang tinggi di lingkungan keluarga pra-sejahtera.

Melansir Mayo Clinic, vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, yang dilakukan dengan memutus saluran sperma ke air mani saat berhubungan seks.

Usulannya akan kebijakan tersebut menuai pro dan kontra dari masyarakat serta lembaga terkait.

Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah anggapan bahwa vasektomi dapat menurunkan kejantanan pria.

Apakah vasektomi bikin pria kehilangan kejantanan?

Dr. Yassin Yanuar MIB, dokter kandungan di Rumah Sakit Pondok Indah tidak membenarkan anggapan tersebut.

Menurutnya, vasektomi sama sekali tidak memengaruhi hormon testosteron, hormon utama penentu kejantanan pria.

“Itu enggak, dia enggak memengaruhi hormon,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com belum lama ini.

Ia menjelaskan, vasektomi hanya memutus saluran yang membawa sperma dari testis ke penis.

Proses tersebut tidak memengaruhi produksi hormon dan gairah seksual pria.

“Jadi itu enggak memengaruhi produksi hormon dan gairah seksual pria,” ujarnya.

Sebagai gambaran, Dr. Yassin mengibaratkan sperma seperti mobil yang melaju di jalan tol.

Sementara itu, vasektomi diibaratkan sebagai jalan tol dari Jakarta ke Tangerang.

Jika jalan dipotong, mobil tidak bisa melaju dan tiba di Tangerang.

Namun demikian, pemotongan jalan tidak memengaruhi kesuburan dan udara di sekitarnya.

“Udah, itu saja. Enggak memengaruhi kesuburan tanah di sekitarnya, enggak memengaruhi udara di sekitarnya, kurang lebih begitu,” jelasnya.

Oleh karena itu, meski saluran dipotong, performa seksual dan kejantanan pria tidak akan ikut terkena dampaknya.

Dr. Yassin berharap pengetahuan ini bisa semakin banyak disosialisasikan kepada masyarakat, agar tidak salah paham lagi.

“Tidak akan memengaruhi, itu yang justru harus disampaikan ke masyarakat,” ujarnya.