
Supriyadi sebelumnya bekerja sebagai staf administrasi di salah satu lembaga riset di Jakarta Pusat selama 25 tahun. Namun, ia resmi diberhentikan pada 1 November 2024.
Kini, memasuki usia kepala lima, ia tak lagi berharap banyak bisa kembali bekerja di perkantoran karena kondisi tidak prima dulu.
“Sudah tidak terpikirkan untuk kerja kantoran karena usia sudah tak muda dan tenaga pun tidak sekuat dulu,” jelas Supriyadi kepada Kompas.com saat ditemui di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/4/2025).
Bagi Supriyadi, dunia kerja formal terasa semakin sulit dijangkau. Tak hanya karena faktor usia, tetapi juga karena persaingan yang ketat dengan generasi muda.
“Setelah kena PHK itu memang orientasinya bukan kerja kantoran lagi. Rasanya usia yang tidak muda lagi juga sudah tidak selincah dulu dan jarang ada perusahaan yang cari,” katanya.
Alih-alih terus melamar kerja, Supriyadi mulai melihat peluang lain yang lebih sesuai dengan kondisi fisik dan kebutuhan keluarga.
Ia memutuskan untuk mencoba peruntungan di dunia usaha kuliner, khususnya Rawon dan Sate Taichan.
“Akhirnya berpikir kalau sepertinya lebih baik cari celah lain, misalnya dengan usaha kuliner yang lebih fleksibel,” ujar Supriyadi.
Meski baru dirintis, usaha kuliner yang dijalani Supriyadi cukup menjanjikan. Ia memilih sistem pre-order agar bisa tetap menyesuaikan dengan tenaga dan waktu yang dimiliki.
“Usaha kuliner ini juga tidak setiap hari buat, karena kami sistemnya berdasarkan pesanan atau pre-order, jadi lebih nyaman,” tutupnya.
Leave a Reply