
Putri Patricia punya rencana tinggal di panti jompo saat tua nanti. Keputusan aktris berusia 45 tahun ini sudah dipikirkan sejak lama agar tidak merepotkan keluarganya.
Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa menitipkan orangtua ke panti jompo masih dianggap negatif. Anggapan ini muncul karena bertentangan dengan nilai kekeluargaan yang dipegang kuat oleh masyarakat.
“Budaya masyarakat Indonesia ini mengutamakan kebersamaan dan kekeluargaan sehingga kalau ada orangtua yang ditempatkan di panti jompo, persepsinya seolah-olah ‘dibuang’,” jelas psikolog keluarga, Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi., saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (11/7/2025).
Menitipkan orangtua ke panti jompo
Stigma negatif dibebankan ke anak

Menurut Sukmadiarti, stigma negatif terkait menitipkan orangtua di panti jompo kerap dibebankan pada anak.
Anak dianggap tidak mampu merawat orangtuanya sendiri, meskipun keputusan tinggal di panti jompo bisa saja datang dari keinginan orangtua sendiri.
Alhasil, beredar anggapan bahwa lansia (lanjut usia) yang dititipkan di panti jompo adalah orang-orang yang ditelantarkan oleh anak-anaknya.
“Bahkan banyak orang yang menyudutkan, menyalahkan, dan memojokkan sang anak kalau membawa orangtuanya ke panti jompo. Padahal, bisa saja itu keinginan orangtuanya,” tuturnya.
Padahal, lanjut Sukmadiarti, panti jompo bisa menjadi tempat yang memberi manfaat secara psikologis bagi lansia.
Di tempat tersebut, lansia justru memiliki kesempatan untuk berinteraksi, memiliki rutinitas, serta mengurangi kesepian yang jadi permasalahan para lansia.
“Di panti jompo itu para lansia justru punya teman, aktivitas yang teratur sesuai usia sehingga meminimalisir rasa kesepian,” kata dia.
Anggapan tentang panti jompo dipengaruhi cara pandang

Ia menambahkan, persepsi tinggal di panti jompo sangat dipengaruhi oleh cara pandang masyarakat. Jika dipandang sebagai tempat penelantaran maka akan muncul stigma negatif.
Namun, jika dilihat sebagai tempat pengembangan diri bagi lansia, panti jompo justru bisa menjadi tempat pemberdayaan.
“Hal ini tergantung cara kita memaknai panti jompo, lebih menganggap tempat dengan konotasi negatif atau positif sebagai tempat pemberdayaan lansia,” ujarnya.
View this post on Instagram
Leave a Reply