
Burnout atau kelelahan mental bisa berdampak bagi kesehatan.
Masalahnya, burnout seakan menjadi kondisi yang umum dan sering dialami oleh para pekerja.
Namun sebenarnya, kondisi ini tidak boleh dinormalisasikan, karena dapat berpengaruh pada kondisi fisik dan mental manusia.
Tara de Thouars, psikolog klinis, menjelaskan bahwa manusia perlu menjaga keseimbangan antara bekerja dan beristirahat.
Menurutnya, menjaga keseimbangan bisa membantu memulihkan kesehatan fisik dan mental mereka.
“Makanya balik lagi tadi, menemukan keseimbangan itu penting,” ujarnya pada Patchtastic Day 2025 di Dia.lo.gue, Jakarta Selatan, Kamis (22/5/2025).
Berikut empat dampak burnout bagi kesehatan menurut Tara.
1. Stres berlebih
Burnout yang dibiarkan saja dapat memicu stres berlebih dalam jangka panjang.
Tara menjelaskan, jika tubuh dipaksa untuk bekerja, secara otomatis manusia akan merasa tertekan dan stres yang cukup tinggi.
“Jadi kalau kita di posisi yang nge-push, jadi kita terus-menerus memberikan tekanan, inilah yang akan membuat kita jadi punya stres yang tinggi banget,” jelasnya.

2. Depresi
Stres berlebih yang tidak ditangani dengan tepat dapat berkembang menjadi gangguan kesehatan seperti depresi.
Depresi bisa ditandai dengan perasaan tertekan, kehilangan motivasi, dan tidak menemukan makna hidup.
“Kalau dibiarkan terus menerus, dampaknya bisa ke lebih parah kayak depresi,” kata Tara.
3. Sakit kepala
Burnout juga bisa mengakibatkan sakit kepala, apalagi jika tubuh dipaksa bekerja hingga kurang istirahat.
Tara menjelaskan bahwa tekanan mental yang berlebihan dapat memicu ketegangan otot di leher dan bahu.
“Kalau dibiarkan di-push, juga bisa berpengaruh ke sakit kepala karena otot jadi tegang,” ujarnya.
4. Masalah pencernaan
Ternyata, burnout bisa berpengaruh pada sistem pencernaan.
Saat dalam keadaan stres, tubuh akan memproduksi banyak asam lambung yang dapat membuat perut merasa nyeri.
“Stres juga bikin gasnya naik dan jadi asam lambung,” ujar Tara.
Leave a Reply