
Desiree Tarigan adalah seorang pengusaha kuliner jenis makanan ringan bernama Mamitoko.
Sebelum menjadi ibu rumah tangga (IRT) dan membuka bisnisnya pada tahun 2013, Desiree adalah seorang pekerja perempuan di bidang pekerjaan yang mayoritasnya adalah laki-laki.
Kala itu, beberapa puluh tahun lalu, ia pernah dipandang sebelah mata. Namun, Desiree tidak berkecil hati. Ujaran itu justru memicu api semangatnya.
“Saya dari muda bekerja, dan saya menempatkan diri saya, ‘saya di sini mau sejajar dengan kaum lelaki’,” ungkap dia dalam dialog inspirasional terkait Hari Kebangkitan Nasional bertajuk “Perempuan Berdaya Bangkit untuk Bangsa” di Bentara Budaya Art Gallery, Lantai 8 Menara Kompas, Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Desiree mengatakan, ia menempatkan diri sebagai pekerja keras karena memiliki harga diri, dan agar dirinya dihargai oleh rekan-rekan kerjanya.
Ia tidak menampik bahwa dirinya mendapat keuntungan karena dimanja oleh rekan kerjanya perihal pekerjaan. Namun, bukan berarti Desiree jadi aleman.
Desiree tetap bekerja keras karena ia tidak bekerja untuk “ikut-ikutan”, tetapi ia bekerja karena mampu.
“Malah saya bilang, ‘bapak jangan anggap saya perempuan, lalu bapak kasih saya kemudahan karena saya perempuan. Jangan. Anggap saya sama dengan yang lainnya’,” ungkap dia.
Jaga sikap
Menjadi perempuan berdaya dalam bidang pekerjaan yang sebagian besar pekerjanya adalah laki-laki bukan sekadar bekerja keras seperti mereka.
Menurut Desiree, perempuan berdaya juga harus bisa menjaga sikap, meskipun mereka sudah dianggap sebagai “laki-laki” oleh rekan kerjanya.
“Walaupun saya menempatkan diri saya sama seperti mereka, menempatkan diri sebagai lelaki, saya menjaga diri dan menjaga sikap terhadap mereka. Mereka tidak berani macam-macam,” terang dia.
Ia mengungkapkan, ini berkaitan dengan harga diri. Perempuan yang mengetahui harga dirinya dapat membuat orang-orang di sekitarnya turut menghargai mereka.
Desiree menambahkan, perempuan berdaya tidak seharusnya memanfaatkan kecantikan demi memudahkan pekerjaan.
“Banyak perempuan menggunakan kecantikannya, kemolekannya, untuk mendapatkan posisi atau suatu kemudahan. Saya pikir, itu yang menyebabkan kita jadi tidak setara dengan mereka (laki-laki). Kita harus menempatkan diri kita sama dengan mereka, tunjukkan kita bisa seperti mereka,” ucap Desiree.
Leave a Reply