
Lingkungan yang memadai bisa membuat mereka bangkit dari keterpurukan sekaligus kembali bersemangat untuk mencari pekerjaan baru.
Untuk menjadi support system yang memadai bagi para korban PHK, psikolog klinis dewasa Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi. mengatakan, kamu hanya perlu cukup “hadir”.
“Tentunya hadir saja buat mereka, tapi hadir enggak harus menyediakan atau mencarikan sesuatu,” ujar Adelia yang berpraktik di Jaga Batin di Bandung kepada Kompas.com, belum lama ini.
Menjadi hadir untuk para korban PHK artinya adalah menjadi sosok yang mampu mendengarkan apa pun yang hendak mereka ceritakan, alias menjadi pendengar yang baik.
Kemudian adalah mampu melihat apa yang mereka butuhkan, entah solusi, waktu, sekadar menemani, atau memberikan pelukan.
“Kalau lagi butuh solusi, kita bantu. Kalau enggak perlu, terkadang mereka cuma butuh dipeluk atau ditemani. Yang penting, kita hadir saja untuk mereka,” tutur Adelia.
Kendati demikian, sebagai support system yang memadai, kamu tidak boleh mengusahakan sesuatu yang bahkan dirimu tidak punya.
Misalnya adalah mengatakan bahwa kamu bakal membantu mereka secara finansial, padahal yang dimiliki hanyalah waktu. Begitu pula sebaliknya.
Ada baiknya kamu berkata jujur tentang apa yang bisa kamu bantu daripada mengada-adakan yang tidak ada.
Awasi korban PHK
Setiap orang yang terkena PHK sudah tahu bahwa solusi akhirnya adalah mereka harus kembali mencari pekerjaan baru demi mendapatkan penghasilan.
Artinya, kamu tidak perlu memburu-burui mereka untuk lekas mencari kerja, terlebih jika kamu turut membandingkan mereka dengan teman lainnya yang langsung mendapat pekerjaan baru usai kena PHK.
Support system yang memadai cukup berfokus pada emosional korban PHK, kecuali memang mereka meminta tolong untuk dicarikan pekerjaan.
Sebab, terkadang korban PHK terlalu fokus memikirkan solusi sampai mereka tidak sadar bahwa emosional yang terguncang juga perlu dibereskan.
Emosional yang terguncang, jika dibiarkan berlarut-larut, bisa berdampak buruk. Misalnya adalah korban PHK jadi jarang, bahkan tidak makan, serta lupa tidur.
“Kita juga hadir untuk mengawasi dan membantu mereka, karena terkadang mereka enggak sadar emosional pun butuh ‘dibereskan’,” pungkas Adelia.
Leave a Reply