kubet indonesia – Maraton di Gurun Sahara Pakai Sandal, Diego Yanuar: Bikin Aku “In the Moment”

Posted :

by :

Potret Diego Yanuar, pelari asal Indonesia yang berhasil taklukkan marathon 250 kilometer di Gurun Sahara pakai sendal.

Lihat Foto

Marathon des Sables yang digelar di Gurun Sahara, Moroko, dengan jarak 250 kilometer.

Pelari asal Indonesia bernama Diego Yanuar berhasil menaklukkan maraton selama sekitar tujuh hari, hanya menggunakan sepasang sandal.

Kepada Kompas.com, Diego menceritakan bahwa maraton menggunakan sandal membuatnya merasa “in the moment”.

“Pakai sandal bikin aku lambat, tapi aku suka karena setiap aku lari, aku merasa ‘in the moment’. Aku tahu apa yang ada di sekitar aku,” ujar dia, Minggu (20/4/2025).

Sejak pertama kali berlari dahulu kala, Diego memang menggunakan sepatu lari. Namun, sejak tujuh tahun lalu, ia mulai transisi dari sepatu lari ke sandal selama tiga tahun.

Diego baru mulai memantapkan diri berlari pakai sandal pada empat tahun lalu.

Ada beberapa asalan Diego memutuskan untuk berlari pakai sandal, salah satunya karena pernah mengalami cedera.

“Lalu aku mengulik cara lari yang benar, jenis sepatu yang cocok, dan baca banyak tentang natural running, dan natural movement. Ini (natural running dan natural movement) cocok dengan filosofi hidupku yang lebih ke minimalis, lebih ada feeling ‘I belong here’ kayak menyatu dengan alam,” kata dia.

Lebih sakit dan lambat, tetapi menyukainya

Saat menjalani Marathon des Sables, Diego mengungkapkan bahwa kakinya terasa lebih sakit dibandingkan saat berlari menggunakan sepatu lari dahulu kala.

Namun, perasaan sakit itu justru menjadi kenangan manis sekaligus cerita lucu yang tak akan terlupakan.

“Waktu Marathon des Sables, lari lewat semak-semak, Cuma aku yang teriak-teriak ‘aduh! Aduh! Aw! Aw!’. Peserta lainnya bingung,” ungkap Diego.

Sebab, semak belukar cukup tajam. Peserta lainnya tidak merasakan betapa sakitnya semak belukar yang terinjak karena mereka menggunakan sepatu lari.

Sementara itu, Diego hanya menggunakan sandal. Namun, ia tidak putus asa. Bahkan, Diego memang ingin merasakannya.

“Dari awal, aku tahu bakal merasakan itu. Jadi ya memang pengin aja merasakan, seperti merasakan panasnya kepanasan dan dinginnya kedinginan,” kata dia.

Maraton menggunakan sandal juga membuat Diego lebih waspada akan lingkungan di sekitarnya, serta permukaan yang bakal dipijak.

“Kalau pakai sepatu kan enggak peduli mau ada paku atau kerikil. Aku lari pakai sandal jadi lebih aware karena aku harus tahu apa yang ada di sekitarku. Setiap aku lari, aku jadi ‘in the moment’,” tutur dia.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *