
panti jompo kerap dianggap sebagai langkah terakhir bagi lanjut usia (lansia) yang tidak lagi memiliki keluarga atau dianggap sebagai bentuk penelantaran.
Padahal, bagi sebagian orang, keputusan menetap di panti jompo justru merupakan pilihan yang sadar dan realistis untuk menjaga kualitas hidup pada masa tua.
Namun, pindah ke panti jompo bukan sekadar perubahan tempat tinggal. Menurut psikolog Meity Arianty, proses ini memerlukan kesiapan mental yang matang agar individu dapat menjalani transisi dengan sehat.
Cara siapkan mental sebelum tinggal di panti jompo
1. Bangun pola pikir yang terbuka dan positif

Langkah pertama yang sangat penting menurut Meity adalah membangun pola pikir terbuka terhadap proses yang akan dilalui.
Banyak lansia yang merasa enggan ke panti jompo karena menganggap hal itu sebagai bentuk penelantaran dari keluarga.
Padahal, tinggal di panti jompo bisa membuat lansia lebih berdaya dengan lingkungan seusianya.
“Menyiapkan diri secara mental penting banget di awal, kemudian bangun pola pikir yang terbuka dan positif terhadap proses yang akan dilalui di panti dan proses kemandirian,” jelas Meity saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (10/7/2025).
Memiliki pandangan yang sehat sejak awal akan sangat membantu seseorang menjalani hari-hari baru di lingkungan panti dengan lebih nyaman dan bahagia.
2. Terima perubahan peran sosial di masa tua

Saat seseorang memasuki usia lanjut, ia akan mengalami perubahan peran sosial yang cukup signifikan.
Dari yang biasanya menjadi pengasuh, saat ini harus menjadi pihak yang diasuh. Hal ini kerap menimbulkan krisis identitas, jika tidak disiapkan.
“Seseorang perlu belajar menerima perubahan peran sosial, memupuk kebiasaan beradaptasi, dan membangun kemandirian emosional,” tutur Meity.
Dengan menerima perubahan tersebut sebagai bagian alami dari siklus kehidupan, proses transisi ke panti jompo bisa terasa lebih ringan.
View this post on Instagram
Leave a Reply