
vasektomi diusulkan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi sebagai syarat menerima bantuan sosial (bansos).
Kebijakan itu ia anggap sebagai solusi atas fenomena banyaknya keluarga kurang mampu, yang melahirkan melalui operasi caesar dengan biaya sekitar Rp 25 juta per prosedur.
Namun, usulan tersebut menuai pro dan kontra karena dinilai melanggar hak atas tubuh dan belum tentu cocok untuk semua pria.
Pasalnya, tidak semua orang dalam kondisi medis yang memungkinkan untuk menjalani prosedur vasektomi.
Dr. Yassin Yanuar MIB, dokter kandungan di Rumah Sakit Pondok Indah, menjelaskan bahwa secara umum, vasektomi bisa dilakukan oleh semua pria yang memiliki kondisi yang sehat.
“Vasektomi itu kan suatu sifat, perbedaan sifatnya minor, jadi secara umum harusnya boleh siapa saja,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.
Namun dengan catatan, pria yang ingin melakukan vasektomi perlu menjalankan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.
Mereka juga perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan jika prosedur tersebut sesuai dengan kondisi fisiknya.
“Boleh siapa saja, selama telah melalui proses pengecekan, komunikasi, informasi, dan edukasi yang benar,” jelasnya.
Meskipun secara umum bisa dilakukan oleh semua pria, ada beberapa kondisi medis yang membuat vasektomi perlu ditunda.
Misalnya, jika pria mengalami infeksi di area yang akan dioperasi, infeksi tersebut harus diobati terlebih dahulu.
Penyakit tertentu seperti tumor juga perlu mendapatkan perhatian khusus.
“Tapi ada kondisi tertentu, misalnya si suami mengalami infeksi, ya diobati dulu. Ada penyakit tertentu, seperti ada tumor, harus dicek dulu,” jelasnya.
Leave a Reply