
pembalut bekas menstruasi harus dicuci terlebih dahulu atau langsung dibuang.
Bahkan, tidak sedikit yang mengaitkannya dengan hal mistis, seperti anggapan bahwa darah menstruasi yang tidak dicuci dapat dimanfaatkan untuk hal-hal negatif.
Menanggapi hal tersebut, Heni Indrayati, Corporate Planning Division Head of PT. Uni-Charm Indonesia Tbk, menjelaskan bahwa tidak ada kewajiban untuk mencuci pembalut bekas sebelum dibuang.
“Sebenarnya itu tergantung dari kebiasaan masing-masing orang tersebut,” ujarnya dalam acara peluncuran tagline baru Charm di Glasshouse Habitate Jakarta, Jakarta Selatan, Selasa (22/4/2025).
Ia menjelaskan, tiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam membuang pembalut bekas.
Namun yang terpenting, perempuan harus menjaga kebersihan setelah menggunakan pembalut.
“Tetapi yang penting menjaga kebersihan. Kebersihannya setelah digunakan, pembalut tersebut digunakan, jangan sampai berceceran,” ujarnya.

Sementara itu, dr. Beeleonie, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn), menyarankan untuk tidak mencuci pembalut bekas darah menstruasi.
Menurutnya, mencuci pembalut bekas tidak berdampak apapun bagi lingkungan dan orang itu sendiri.
“Mencuci pembalut sebenarnya tak berguna, karena itu tidak berdampak apapun, baik untuk lingkungan maupun untuk si pribadi itu sendiri,” ujarnya.
Justru, jika tidak ada tempat mencuci tangan yang baik, tangan yang telah menyentuh darah menstruasi memiliki potensi sumber penyakit.
Oleh karena itu, ia menganjurkan untuk segera membuang pembalut bekas dengan membungkus dan melipatnya.
“Justru itu malah menjadi potensi sumber penyakit, karena ‘kan tangan ini kita gunakan untuk megang-megang lain termasuk makanan. Jadi, kita langsung lipat (dan buang) akan jauh lebih higienis,” jelasnya.
Leave a Reply